Karya Tulis IlmiahPolitikSosial Kebudayaan

Refleksi Sumpah Pemuda ke-97: Pemuda Berdaya, Lombok Barat Digdaya

×

Refleksi Sumpah Pemuda ke-97: Pemuda Berdaya, Lombok Barat Digdaya

Sebarkan artikel ini
Poto Istimewa FM LOBAR

Gerung, 29 Oktober 2025. Dalam Konstitusi Negara No. 40 Tahun 2009, pemuda menjadi segmentasi kebangsaan yang vital, mulai dari peran dan fungsinya dalam pembangunan bangsa. Pemuda sebagai penerus estafet dalam penyelenggaraan negara menjadi suatu hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama sebagai negara. Terlebih Indonesia akan menjemput bonus demografi pada tahun 2030 dan menjadi Indonesia Emas pada tahun 2045. Sudah seyogyanya menjadi fokus sasaran dalam pemberdayaan yang wajib dijalankan. Jangan sampai pemerintah menjadikan kita bahan eksperimen dan jualan ke bangsa asing.

Pemuda hari ini, secara struktur sosial bangsa, terdiri dari Generasi Milenial dan Generasi Z yang notabene sering bersentuhan dengan kemajuan teknologi, era digital, dan arus globalisasi yang masif. Hal ini melahirkan beberapa tantangan dan harapan, sering juga menjadi problem pribadi bagi pemuda. Sudah menjadi perbincangan yang lumrah pemuda dengan segala kegelisahan dan kegundahan.

Kami dari Front Mahasiswa Lombok Barat, dalam memperingati Sumpah Pemuda hari Selasa, 28 Oktober 2025 di Kedai Ranger dengan tema “Pemuda Berdaya, Lombok Barat Digdaya”, memiliki latar belakang analisis melihat konfigurasi kepemudaan di Lombok Barat yang minim perhatian dari pemerintah daerah. Menilik digitalisasi yang masif sekali melanda dunia, semua sendi kehidupan manusia tidak terlepas dari digital. Jual-beli, mencari informasi, sistem pelayanan publik, pendidikan, dan berkomunikasi.

Dari realita sosial yang terjadi, kami mengangkat dua subtema dalam dialog tersebut, yaitu idealisasi kepemimpinan pemuda di era digital dan aktivis preneur muda di era digital. Dua wacana pemikiran ini menjadi penting sebab pemuda, digitalisasi, dan finansial seperti mata rantai yang saling berhubungan. Revolusi sosial oleh digitalisasi menjadi peluang berdaya bagi pemuda untuk menjemput bonus demografi dan Indonesia Emas. Melalui penguatan literasi digital, pemuda akan berdaya dari segi finansial dan tetap menjaga moral bangsa. Melalui digitalisasi, pemuda menjadi agen-agen perubahan yang adaptif, konstruktif, dan inovatif.

Dari paparan narasumber Kak Nurul, untuk menjadi pengusaha tentu perlu skill, konsisten, dan kecerdasan digital atau cakap digital guna menunjang usaha. Begitu pentingnya konsistensi dalam berbisnis bagi Generasi Z adalah sebagai pengingat bagi kita (Gen Z) yang secara mental dan emosional cenderung pada hal serba instan. Hal inilah yang membentuk transformasi sosial media dan Meta menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam sistem mereka (Meta, YouTube, dan lain-lain).

Sedangkan subtema idealisasi kepemimpinan pemuda, Meton Farin menekankan pentingnya kecerdasan spiritual dan kedalaman intelegensi, melihat cepatnya arus informasi dan kemajuan zaman digital saat ini. Penekanan kedua adalah tentang membangun kebiasaan yang mendekatkan kita kepada hal-hal positif dan menjadi pemuda yang rajin dan berguna dalam tindakan-tindakan kecil. Terakhir, tetaplah berinovasi dan hidup sesuai zaman kita, pemuda kita berdaya bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *